Jumat, 12 Februari 2010

Senja di Kaki Bukit

Matahari terbenam meninggalkan sisa-sisa warna keemasan dibalik pepohonan,
Gemercik air mengalir diatas batu-batu bukit, mengalir tanpa henti,
Seruling bambu menembus pilu,
Betapa pilu raga yang merana, mengingat kenangan bersama dikala senja
Jiwa raga telah dikorbankan demi kebahagian anak cucu.


Saat pertemuan perpisahan dalam cinta kasih sanubari adalah takdir,
Senja semakin kelam,
Air mata mengalir terhambur sia-sia, siapa yang peduli?

Semuanya telah pergi,

Di sini di kaki bukit hati ini berada, menantikan cinta kasih yang tak kunjung tiba
kemiskinan dalam jiwa raga, itulah yang dialaminya kini…

0 komentar:

Posting Komentar