Kamis, 03 Desember 2009

Cerpen

MULTIPLE SKLEROSIS

Sudah jatuh, tertimpa tangga. Dalam cerita ini, penulis mengalami musibah yang bertubi-tubi. Sesaat setelah musibah yang satu, sudahdatang lai musibah lain. Namun, kesabaran penulis patut kita ambilsebagai pelajaran. —Entah dari mana datangnya semua ini. Pagi itu tepat pukul delapan akuterbangun dari tidur dan Tiba-tiba saja kepalaku terasa pusing, Leherkumenjadi kaku dan mataku pun ikut menjadi kabur. Seperti orang terkenastruk sebagian dari tubuhku tak bisa digerakan. Tubuhku kejang-kejang,tidak panas tidak juga dingin, ingatanku hanya satu, “Aku Disantet”.Dokter mendiaknosaku hanya satu, “Salah Bantal” “katanya”, selama satuminggu harus ikut Fisioterapi guna melancarkan syaraf-syaraf yanglemah. Semua obat, semua multivitamin tak pernah luput daritenggorokanku. Tapi tak menjadikan aku kembali seperti biasa. Aku takkecewa, aku tau ini hanya salah urat biasa. Sepuluh hari kemudian akutak merasakan reaksi apa-apa dari rujukan sang dokter. Akhirnya akudibawa ke pijat urut tradisional tapi lagi-lagi tak membuahkan hasil.Leherku masih kaku, pandanganku masih ganda dan kepalaku masih terasapusing. Ini hanya sebagian kecil dari usahaku untuk bisa sembuh. Memangagak sedikit nyelene tapi benar-benar ampuh. Aku direkomendasikan olehmantan bosku yang dulu untuk mencoba menemui seorang Pastur disebuahgereja. Hari pertama ku acuhkan saja ajakanya, karna aku berfikir akuseorang Muslim, ya…memang aku tak sealim orang –orang tapi aku taubatasannya. Hari kedua aku masih menghindar dari ajakkannya. Sampaiakhirnya aku pusing sendiri dan kuturuti juga ajakkannya. Aku akanberbagi sedikit cerita disini, Sesampainya digereja, mantan boskumenyuruh aku untuk masuk keruangan sang pastur. Didalam ruangan ituterdapat dua bagian ruangan lagi. Bagian pertama kira-kira 3 kali 2meter, merupakan ruangan untuk rapat para jemaat. Disana terdapatkurang lebih ada 9 orang yang lagi berbincang-bincang. Dan ruangankedua yang ukurannya 2 kali 2 meter persegi merupakan ruangan sangpastur. Dihiasi dengan sebuah patung salip yang cukup besar, ukirankayu yang menggambarkan Yesus dan keduabelas muridnya yang lagimemecah-mecah roti, dan tak lupa pula sebuah poster Yesus yang lagimengembalakan seekor domba. Suasana diruangan itu nyaman dengansemprotan Ac yang sejuk-menyejukan.Aku tak perlu lagi berkenalan dengan sang pastur karna beliau adalahsenior saya dalam bidang seni musik, dan kami sering latihan barengsetiap selasa malam. Jadi aku tak begitu canggung lagi berbincangdengan beliau. Pak Yohanes, itulah nama sang Pastur. Beliau menyuruhkududuk dan memintaku menceritakan kembali asal mula penyakit dan maksudkedatanganku ini. ****Seperti yang kukatakan sebelumnya, bahwa malam itu seperti biasa akudan beberapa temanku ngumpul bareng didalam kounter hape’ yang barusatu minggu aku buka. Tak ada minuman keras, tak ada Drug, ganjaapalagi obat-obatan yang membuat mabuk, kami hanya mengisap asaptembakau sampai jam 2 pagi setelah itu membubarkan diri. Setelahselesai mencatat semua pembukuan dan tetekbengek konter, aku beranjakuntuk pergi tidur. Selama satu jam aku coba untuk pejamkan mata tapitak bisa, perutku lapar sekali, memang sudah menjadi kebiasaanku makansebelum tidur. Tapi malam ini emang sial, nasi yang biasanya banyaktersisa ternyata habis. Akhirnya aku membongkar persediaan makanankuternyata ku temukan sebungkus roti biskuit kelapa. Tanpa pikir panjangku makan dengan lahap sampai tersisa setengah bungkus lagi. Akuberdehek, aku kenyang dan aku tertidur. ****“ Jadi apa keluhanmu Wan…??” “ saya punya leher sulit banget digerakkanPak, pandangan saya ganda, dan apa bila saya pejamkan mata bagianbelakang kapala terasa pusing, saya merasa ada sebuah kotak yang besardidalam kepala ini….!! Tanganku bergerak mengekspresikan apa yangdiucapkan.“ Di dunia ini penuh dengan hal yang gaib…, kamu percaya denganitu..?”. Beliau membuat aku sedikit bingung. “ Maksud Bapak setangitu….??”“ Ya….,bisa dibilang begitu…, tapi kamu jangan takut, asal kamu percayabahwa tuhan itu ada, kamu akan sembuh”. Saya hanya mengangukkan kepaladan beliau melanjutkan lagi. “ Saya akan berdoa, dibantu dengan kakak2yang ada disini, mudah2an keajaiban itu ada untukmu. Tapi kamu harusyakin bahwa Yesus atau Nabi Isa yang kamu kenal lewat Al-Qur’an bisasedikit menujukan belas kasihnya kepadamu. Jangan berfikir yangbukan-bukan, saya tau kamu bukan termasuk orang yang Radikal”. “Ya….,saya ngerti Pak, Saya juga salah satu pemuja kepribadian seorangYesus”. Dan Tampaknya perkataan itu membuat beliau sedikit tenang. Doadipanjatkan, leher saya diusap,mata saya diurap sampai ke ubun-ubun danberakhir dikepala bagian belakang, begitu terus-menerus selama 6kalimenggunakan minyak Zaitun yang katanya dibeli langsung diYarusalem.Baunya tidak begitu mengenakkan tapi harus ku tahan. setelah selesaibeliau bertanya bagaimana keadaanku sekarang.“ Lebih tenang…,lebih sejuk..,lebih enteng….,….” Jawabku singkat.“ Bagaimana dengan matamu….?”“ Masih Doble Pak…, tapi leher saya sudah agak mendingan….”“ Syukurlah kalo’ begitu….” “ Makasih Pak…” aku bersalaman denganbeliau. “ Yang penting kamu jangan lupa sholat, yakinkan bahwa kekuatanjahat bisa dinetralisir dengan Sholat…” kata itu yang masih ku ingatsetelah keluar dari gereja tersebut.Lima hari kemudian keadaan sedikit membaik, walaupun mataku belumkembali normal tapi leher dan pusing dibelakang kepala sudah menghilangdan tidur pun sudah merasa lebih enak tak lagi harus dibayangimimpi-mimpi yang ga jelas. Walaupun begitu aku masih belum bisabekerja, penglihatanku masih belum sempurna. Menjelang hari yang keduapuluh dua mataku masih tak kunjung membaik. Akhirnya aku dirujukkedokter spesialis mata. Disana baru diketahui bahwa aku kekuranganGula Darah atau Gula Darahku dibawah standar orang-orang. Pernyataanini diperkuat adanya hasil tes darah yang kulakukan. Untuk menghindarimataku jadi juling, dokter menyarankan sebelah mataku ditutup secarabergantian setiap malam. Memang tak begitu menyenangkan tapi apa bolehbuat yang penting cepat sembuh, pintaku dalam hati. Ya.., memang Hatikuagak sedikit puas dengan resep sang dokter, pelan namun pasti obattersebut bekerja dengan baik. Mataku yang kemarin hanya dapat melihatdengan jelas pada jarak 30 cm sekarang sudah agak jauh, yaitu 2 m,bukankah itu hasil yang memuaskan…!!Semakin lama semakin membaik, aku sudah kembali bekerja sekarang.Walaupun tak 100% tapi aku sudah bisa membaca tulisan dengan jarak 5matau lebih. Tapi kalo untuk mengendarai sepeda motor rasanya aku masihbelum sanggup. Ibuku masih kurang puas dengan hasil yang didapat,akhirnya aku kembali dirujuk keluar kota, berharap dokternya lebihpaten. Diluar kota aku tak bisa lama,karna alasan pekerjaan yang gamungkin aku tinggal. 3 hari rasanya sudah cukup hanya untuk konsultasi.Obat-obatan kembali aku tenggak. Kali ini reaksinya lebih cepat, takkelang dua hari kemudian mataku kembali normal. Aku merasa gembira atashasil ini. Tapi aku mulai merasa ada hal lain yang terjadi dalamtubuhku ini. Pinggangku kadang-kadang terasa ngilu sendiri, apalagikalo waktu tidur.Lama-lama semakin menjadi-jadi, rasa sakitnya tak tertahankan. Pernahselama 2hari dua malam aku tak bisa tidur, segala balsam dan obat gosoktak lagi bisa membantu. Seperti biasa dokter kembali menjadi tempatrujukan. Dokter hanya bisa memberikan obat yang bereaksi selama 2jampenuh, setelah itu sakitnya kembali lagi. Selama satu minggumengkomsumsi obat-obatan dari sang dokter, sakitnya sudah mulaiberkurang. Dokter menyarankan ronsen dibagian tulang belakang,dan halhasil tulang belakangku sedikit retak. Aku heran seingatku, aku takpernah jatuh dalam waktu lima tahun terakhir, dan menurut analisadokter kemungkinan pengeroposan tulang, atau Osteoklorofis. Selama duaminggu kemudian sakitnya mulai menghilang dan aku mulai kembalibekerja. Tapi tak lama, empat hari kemudian kaki ku mulai terasaseperti kesemutan. Mulai dari betis sebelah kiri menjalar sampaikepangkal paha sebelah kanan. Aku nyaris lumpuh. Semakin lama semakintak bertenaga. Dan apa yang kutakutkan akhirnya terjadi. Aku lumpuhtotal. Dokter tak bisa berkata apa-apa, akhirnya aku dilarikankepengobatan alternative. Kakiku diurut sampai kebagian belakangpundakku. “ Anak Ibu dikerjain orang…!!!” tiba-tiba kata itu keluardari seorang terapis.“ Ah..yang benar Pak…!!, siapa…,apa cirri-cirinya…?” Ibuku panik“ Cewe’ dan dia kurang suka dengan anak Ibu…!!” terapis menjelaskanOtak ku perputar-putar, aku tak mau menebak, terlalu bahaya. Selama 3tahun aku merantau kekota ini, aku tak pernah berlaku kasar kepadasiapa pun. Paling cuma akal-akalan sang terapis untuk meraup keuntungandirinya sendiri. Sehari kemudian aku bercerita dengan seorang temantentang apa yang dikatakan sang terapis, dia sendiri percayaga’percaya. Akhirnya kami berdua memutuskan untuk menemui seorang ahlikebatinan yang lumayan disegani. Dari mulutnya terlontar bahwa akutergolong keracuan makanan. Tak ada santet, dan tak ada setan tanah(ketenggoran). Aku cukup lega mendengarnya. Namun dia sendiri tak bisaberbuat banyak. Beliau hanya memberikan aku satu botol air mineral yangsudah dibacakan ayat-ayat suci. Setelah merasa tak ada perubahan, akukembali dirujuk ketanah kelahiranku. Selama dua bulan aku ikut beberapaterapi, mulai dari terapi kejut listrik, tusuk jarum, batu giok danyang terakhir tanduk kembing.Aku capek…, lelah dan hampr putus asa,terlebih lagi saat dokter mendiaknosa ku terkena penyakit baru yangbelum ditemukan obatnya. MULTIPLE SKLEROSIS.Kini aku tak bisa berharap banyak, asal bisa berjalan saja aku sudahcukup senang walaupun itu pincang yang penting tak merepotkan oranglain. Kakiku semakin hari-semakin bertambah berat. Pelan namun pastiMultiple Sklerosis terus menggerogoti diriku. Hanya vitamin yang bisamenunjang hidupku. Aku tak boleh sakit, system imunku harus kuat,lengah sedikit saja bisa bahaya. Walaupun begitu aku sudah siapmenghadapi segala resiko yang ada termasuk meninggalkan dunia ini. Tohprinsipku tak boleh aku langgar “ Kalo sudah Tak berguna lebih baikmati saja” The_end25 september 2008MULTIPLE SKLEROSISEntah dari mana datangnya semua ini. Pagi itu tepat pukul delapan akuterbangun dari tidur dan Tiba-tiba saja kepalaku terasa pusing, Leherkumenjadi kaku dan mataku pun ikut menjadi kabur. Seperti orang terkenastruk sebagian dari tubuhku tak bisa digerakan. Tubuhku kejang-kejang,tidak panas tidak juga dingin, ingatanku hanya satu, “Aku Disantet”.Dokter mendiaknosaku hanya satu, “Salah Bantal” “katanya”, selama satuminggu harus ikut Fisioterapi guna melancarkan syaraf-syaraf yanglemah. Semua obat, semua multivitamin tak pernah luput daritenggorokanku. Tapi tak menjadikan aku kembali seperti biasa. Aku takkecewa, aku tau ini hanya salah urat biasa. Sepuluh hari kemudian akutak merasakan reaksi apa-apa dari rujukan sang dokter. Akhirnya akudibawa ke pijat urut tradisional tapi lagi-lagi tak membuahkan hasil.Leherku masih kaku, pandanganku masih ganda dan kepalaku masih terasapusing. Ini hanya sebagian kecil dari usahaku untuk bisa sembuh. Memangagak sedikit nyelene tapi benar-benar ampuh. Aku direkomendasikan olehmantan bosku yang dulu untuk mencoba menemui seorang Pasturdisebuah gereja. Hari pertama ku acuhkan saja ajakanya, karna akuberfikir aku seorang Muslim, ya…memang aku tak sealim orang –orang tapiaku tau batasannya. Hari kedua aku masih menghindar dari ajakkannya.Sampai akhirnya aku pusing sendiri dan kuturuti juga ajakkannya. Akuakan berbagi sedikit cerita disini, Sesampainya digereja, mantan boskumenyuruh aku untuk masuk keruangan sang pastur. Didalam ruangan ituterdapat dua bagian ruangan lagi. Bagian pertama kira-kira 3 kali 2meter, merupakan ruangan untuk rapat para jemaat. Disana terdapatkurang lebih ada 9 orang yang lagi berbincang-bincang. Dan ruangankedua yang ukurannya 2 kali 2 meter persegi merupakan ruangan sangpastur. Dihiasi dengan sebuah patung salip yang cukup besar, ukirankayu yang menggambarkan Yesus dan keduabelas muridnya yang lagimemecah-mecah roti, dan tak lupa pula sebuah poster Yesus yang lagimengembalakan seekor domba. Suasana diruangan itu nyaman dengansemprotan Ac yang sejuk-menyejukan.Aku tak perlu lagi berkenalan dengan sang pastur karna beliau adalahsenior saya dalam bidang seni musik, dan kami sering latihan barengsetiap selasa malam. Jadi aku tak begitu canggung lagi berbincangdengan beliau. Pak Yohanes, itulah nama sang Pastur. Beliau menyuruhkududuk dan memintaku menceritakan kembali asal mula penyakit dan maksudkedatanganku ini. ****Seperti yang kukatakan sebelumnya, bahwa malam itu seperti biasa akudan beberapa temanku ngumpul bareng didalam kounter hape’ yang barusatu minggu aku buka. Tak ada minuman keras, tak ada Drug, ganjaapalagi obat-obatan yang membuat mabuk, kami hanya mengisap asaptembakau sampai jam 2 pagi setelah itu membubarkan diri. Setelahselesai mencatat semua pembukuan dan tetekbengek konter, aku beranjakuntuk pergi tidur. Selama satu jam aku coba untuk pejamkan mata tapitak bisa, perutku lapar sekali, memang sudah menjadi kebiasaanku makansebelum tidur. Tapi malam ini emang sial, nasi yang biasanya banyaktersisa ternyata habis. Akhirnya aku membongkar persediaan makanankuternyata ku temukan sebungkus roti biskuit kelapa. Tanpa pikir panjangku makan diriya dengan lahap sampai tersisa setengah bungkus lagi. Akuberdehek, aku kenyang dan aku tertidur. ****“ Jadi apa keluhanmu Wan…??” “ saya punya leher sulit banget digerakkanPak, pandangan saya ganda, dan apa bila saya pejamkan mata bagianbelakang kapala terasa pusing, saya merasa ada sebuah kotak yang besardidalam kepala ini….!! Tanganku bergerak mengekspresikan apa yangdiucapkan.“ Di dunia ini penuh dengan hal yang gaib…, kamu percaya denganitu..?”. Beliau membuat aku sedikit bingung. “ Maksud Bapak setangitu….??”“ Ya….,bisa dibilang begitu…, tapi kamu jangan takut, asal kamu percayabahwa tuhan itu ada, kamu akan sembuh”. Saya hanya mengangukkan kepaladan beliau melanjutkan lagi. “ Saya akan berdoa, dibantu dengan kakak2yang ada disini, mudah2an keajaiban itu ada untukmu. Tapi kamu harusyakin bahwa Yesus atau Nabi Isa yang kamu kenal lewat Al-Qur’an bisasedikit menujukan belas kasihnya kepadamu. Jangan berfikir yangbukan-bukan, saya tau kamu bukan termasuk orang yang Radikal”. “Ya….,saya ngerti Pak, Saya juga salah satu pemuja kepribadian seorangYesus”. Dan Tampaknya perkataan itu membuat beliau sedikit tenang. Doadipanjatkan, leher saya diusap,mata saya diurap sampai ke ubun-ubun danberakhir dikepala bagian belakang, begitu terus-menerus selama 6kalimenggunakan minyak Zaitun yang katanya dibeli langsung diYarusalem.Baunya tidak begitu mengenakkan tapi harus ku tahan. setelah selesaibeliau bertanya bagaimana keadaanku sekarang.“ Lebih tenang…,lebih sejuk..,lebih enteng….,….” Jawabku singkat.“ Bagaimana dengan matamu….?”“ Masih Doble Pak…, tapi leher saya sudah agak mendingan….”“ Syukurlah kalo’ begitu….” “ Makasih Pak…” aku bersalaman denganbeliau. “ Yang penting kamu jangan lupa sholat, yakinkan bahwa kekuatanjahat bisa dinetralisir dengan Sholat…” kata itu yang masih ku ingatsetelah keluar dari gereja tersebut.Lima hari kemudian keadaan sedikit membaik, walaupun mataku belumkembali normal tapi leher danpusing dibelakang kepala sudah menghilang dan tidur pun sudah merasalebih enak tak lagi harus dibayangi mimpi-mimpi yang ga jelas. Walaupunbegitu aku masih belum bisa bekerja, penglihatanku masih belumsempurna. Menjelang hari yang ke duapuluh dua mataku masih tak kunjungmembaik. Akhirnya aku dirujuk kedokter spesialis mata. Disana barudiketahui bahwa aku kekurangan Gula Darah atau Gula Darahku dibawahstandar orang-orang. Pernyataan ini diperkuat adanya hasil tes darahyang kulakukan. Untuk menghindari mataku jadi juling, doktermenyarankan sebelah mataku ditutup secara bergantian setiap malam.Memang tak begitu menyenangkan tapi apa boleh buat yang penting cepatsembuh, pintaku dalam hati. Ya.., memang Hatiku agak sedikit puasdengan resep sang dokter, pelan namun pasti obat tersebut bekerjadengan baik. Mataku yang kemarin hanya dapat melihat dengan jelas padajarak 30 cm sekarang sudah agak jauh, yaitu 2 m, bukankah itu hasilyang memuaskan…!!Semakin lama semakin membaik, aku sudah kembali bekerja sekarang.Walaupun tak 100% tapi aku sudah bisa membaca tulisan dengan jarak 5matau lebih. Tapi kalo untuk mengendarai sepeda motor rasanya aku masihbelum sanggup. Ibuku masih kurang puas dengan hasil yang didapat,akhirnya aku kembali drujuk keluar kota, berharap dokternya lebihpaten. Diluar kota aku tak bisa lama,karna alasan pekerjaan yang gamungkin aku tinggal. 3 hari rasanya sudah cukup hanya untuk konsultasi.Obat-obatan kembali aku tenggak. Kali ini reaksinya lebih cepat, takkelang dua hari kemudian mataku kembali normal. Aku merasa gembira atashasil ini. Tapi aku mulai merasa ada hal lain yang terjadi dalamtubuhku ini. Pinggangku kadang-kadang terasa ngilu sendiri, apalagikalo waktu tidur.Lama-lama semakin menjadi-jadi, rasa sakitnya tak tertahankan. Pernahselama 2hari dua malam aku tak bisa tidur, segala balsam dan obat gosoktak lagi bisa membantu. Seperti biasa dokter kembali menjadi tempatrujukan. Dokter hanya bisa memberikan obat yang bereaksi selama 2jampenuh, setelah itu sakitnya kembali lagi. Selama satu minggumengkomsumsi obat-obatan dari sang dokter, sakitnya sudah mulaiberkurang. Dokter menyarankan rotgen dibagian tulang belakang,dan halhasil tulang belakangku sedikit retak. Aku heran seingatku, aku takpernah jatuh dalam waktu lima tahun terakhir, dan menurut analisadokter kemungkinan pengeroposan tulang, atau Osteoklorofis. Selama duaminggu kemudian sakitnya mulai menghilang dan aku mulai kembalibekerja. Tapi tak lama, empat hari kemudian kaki ku mulai terasaseperti kesemutan. Mulai dari betis sebelah kiri menjalar sampaikepangkal paha sebelah kanan. Aku nyaris lumpuh. Semakin lama semakintak bertenaga. Dan apa yang kutakutkan akhirnya terjadi. Aku lumpuhtotal. Dokter tak bisa berkata apa-apa, akhirnya aku dilarikankepengobatan alternative. Kakiku diurut sampai kebagian belakangpundakku. “ Anak Ibu dikerjain orang…!!!” tiba-tiba kata itu keluardari seorang terapis.“ Ah..yang benar Pak…!!, siapa…,apa cirri-cirinya…?” Ibuku panik“ Cewe’ dan dia kurang suka dengan anak Ibu…!!” terapis menjelaskanOtak ku perputar-putar, aku tak mau menebak, terlalu bahaya. Selama 3tahun aku merantau kekota ini, aku tak pernah berlaku kasar kepadasiapa pun. Paling cuma akal-akalan sang terapis untuk meraup keuntungandirinya sendiri. Sehari kemudian aku bercerita dengan seorang temantentang apa yang dikatakan sang terapis, dia sendiri percayaga’percaya. Akhirnya kami berdua memutuskan untuk menemui seorang ahlikebatinan yang lumayan disegani. Dari mulutnya terlontar bahwa akutergolong keracuan makanan. Tak ada santet, dan tak ada setan tanah(ketenggoran). Aku cukup lega mendengarnya. Namun dia sendiri tak bisaberbuat banyak. Beliau hanya memberikan aku satu botol air mineral yangsudah dibacakan ayat-ayat suci. Setelah merasa tak ada perubahan, akukembali dirujuk ketanah kelahiranku. Selama dua bulan aku ikut beberapaterapi, mulai dari terapi kejut listrik, tusuk jarum, batu giok danyang terakhir tanduk kembing.Aku capek…, lelah dan hampr putus asa,terlebih lagi saat dokter mendiaknosa ku terkena penyakit baru yangbelum ditemukan obatnya. MULTIPEL SKLEROSIS.Kini aku tak bisa berharap banyak, asal bisa berjalan saja aku sudahcukup senang walaupun itu pincang yang penting tak merepotkan oranglain. Kakiku semakin hari-semakin bertambah berat. Pelan namun pastiMultipel Sklerosis terus menggerogoti diriku. Hanya vitamin yang bisamenujang hidupku. Aku tak boleh sakit, system imunku harus kuat, lengahsedikit saja bisa bahaya. Walaupun begitu aku sudah siap menghadapisegala resiko yang ada termasuk meninggalkan dunia ini. Toh prinsipkutak boleh aku langgar “ Kalo sudah Tak berguna lebih baik mati saja”The_end

0 komentar:

Posting Komentar